Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,"Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Wednesday, December 26, 2012

Mujahidah: Rufaidah binti Sa'ad, Perawat Islam Pertama


Sentuhan lembut penuh kemanusiaan menjadi penyemangat para mujahid yang teluka. Masa-masa peperangan di bawah kepemimpinan Rasulullah tak hanya melahirkan para lelaki Muslim yang tangguh. Tapi juga seorang mujahidah yang berada di tepi garis batas, Rufaidah binti Sa’ad.

Sosok Muslimah tersebut memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al-Bani Aslam Al-Khazraj. Pengabdiannya sangat besar saat Perang Badar, Uhud, dan Khandaq berkobar. Keahliannya di bidang ilmu keperawatan  membuat hatinya terpanggil sebagai sukarelawan bagi korban yang terluka akibat perang.

Dia juga mendirikan rumah sakit lapangan yang amat membantu para mujahid saat perang. Semangat Rufaidah membuat Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.

Keahlian Rufaidah menitis dari sang ayah yang berprofesi sebagai dokter. Sedari kecil dia seringkali membantu merawat orang sakit. Rufaidah lahir di Madinah. Dia termasuk kaum Anshar, golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Di saat Kota Madinah berkembang pesat, dia membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat dalam keadaan damai.

Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat. Kelompok ini mengambil peran penting dalam Perang Khibar. Mereka meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut di garis belakang pertempuran serta merawat mujahid yang terluka.

Tercatat pula dalam sejarah saat Perang Khandaq, Sa’ad bin Mu’adz yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis. Momen ini dikenang sebagai awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.

Kelembutan hati Rufaidah nyatanya tak terbendung. Dia juga menaruh perhatian terhadap aktivitas masyarakat. Dia memberikan perawatan layanan kesehatan kepada anak yatim dan penderita gangguan jiwa. Kepribadian yang luhurnya ditunjukkan dengan pengabdian serta layanan yang baik bagi kaum papa tersebut.

Selanjutnya, seiring perkembangan kekhalifahan Islam, klasifikasi perkembangan dunia keperawatan dalam dunia Islam terbagi dalam:

1. Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 – 632 M. Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum Muslimin/jihad (holy wars), pada masa inilah Rufaidah binti Sa’ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan.

2. Masa setelah Nabi (Post Prophetic Era) 632 – 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat. Pada masa ini lebih didominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sina (Avicenna), dan Abu Bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-Razi).

3. Masa pertengahan 1000 – 1500 M. Pada masa ini negara-negara di Jazirah Arab membangun rumah sakit dengan baik dan memperkenalkan metode perawatan orang sakit. Di masa ini mulai ada pemisahan antara kamar perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai sekarang banyak diikuti semua rumah sakit di seluruh dunia.

4. Masa Modern ( 1500 – sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat asing dari dunia barat mulai berkembang. Saat itu, seorang perawat/bidan Muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.

Menurut Prof D. Omar Hasan Kasule, Sr dalam studi “Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, Rufaidah adalah perawat profesional pertama di masa sejarah Islam.

Ia hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriyah/abad ke-8 Masehi. Kasule menggambarkannya sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah juga dikenal sebagai seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.

Pengalaman klinisnya pun tak segan dia bagi pada perawat lain yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata. Namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah perawat dan pekerja sosial yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.

Rufaidah juga sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama di dunia Islam. Ia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan.

Dalam sejarah Islam tercatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti Ummu Ammara, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Ayman, Safiyah, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Di masa sesudah Rufaidah, ada pula beberapa wanita Muslim yang terkenal sebagai perawat. Di antaranya Ku’ayibah, Aminah binti Abi Qays Al-Ghifari, Ummu Atiyah Al-Ansariyah, Nusaibah binti Ka’ab Al-Maziniyah, dan Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Indah Wulandari
STMIK Pringsewu

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes